Sabtu, 13 November 2010

mgmp bermutu baca kristis

LAPORAN MEMBACA KRITIS

A. JUDUL : MODEL PGRB2 (PEMBELAJARAN GOTONG ROYONG BERFIKIR BERPASANGAN)

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 2 BANYUPUTIH SITUBONDO

B. SUMBER: Jurnal Ilmiah: LAKPESDAM, Vol. 2, No. 1,

C. TAHUN TERBIT: Maret 2007

D. PENULIS : ) Drs. Muqosim, M.Pd

E. SISTEMATIKA TULISAN

JUDUL

ABSTRAK

PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

F. INTI INFORMASI SETIAP KOMPONEN

ABSTRAK

Sipunulis mengemukakan : proses pembelajaran disekolah selama ini tidak memberikan peluang kepada peserta didik mengembangkan kreatifitas dan kemampuan berpiker kritis. Peserta didik menjadi obyek bukan subyek. penulis merasakan bahwa kondisi pembelajaran seperti yang telah diungkapkan di depan benar-benar terjadi sehingga motivasi dan prestasi belajar masih sangat rendah Upaya yang penulis lakukan untuk mengatasi fenomena tersebut, melalui implementasi Model Pembelajaran Gotong Royong Berfikir Berpasangan (PGRB2). Pembelajaran Gotong Royong Berfikir Berpasangan merupakan model pembelajaran, dimana kelas dikelola menjadi kelompok-kelopok kecil dan masing-masing kelompok kecil siswa diminta berpasangan untuk membahas topik yang diajarkan dengan bantuan LDS (Lembar Diskusi Siswa). Dari angket diperoleh bahwa aktifitas belajar siswa tinggi, yang tidak mencatat hasil diskusi kelompok (25 %) dan ada yang merasa minder (39 %) pada siklus pertama dan ditiadakan pada siklus kedua. Prestasi yang dicapai rata-rata kelas baik (83), masih ada 2 (dua) siswa yang belum tuntas dengan KKM 65, jumlah nilai sumbangan anak berprestasi tersebut rata-rata 150, sedangakan jumlah nilai yang diterima siswa dibawah rata-rata kelas sebesar 149. Prestasi yang dicapai rata-rata kelas baik meningkat (85), semua siswa tuntas dengan KKM 65, jumlah nilai sumbangan anak berprestasi tersebut rata-rata menurun 150 ke 97, sedangkan jumlah nilai yang diterima siswa dibawah rata-rata kelas juga menurun 149 ke 89 berarti kesenjangan prestasi siswa kelompok cepat dan kelompok lambat tidak terlalu jauh, sehingga prinsip gotong rayong sangat baik dalam mencapai tujuan pembelajran.

PENDAHULUAN

Dalam hal ini peneliti mengemukakan: arah pendidikan Nasional hasilnya masih belum memuaskan, ini disebap kan antara lain pola pikir kita tentang pendidikan masih jauh tertinggal dengan kecepatan perkembangan zaman yang menuntut perubahan peradaban. Perubahan ini mengilhami perkembangan proses pembelajaran yang harus diterapkan dalam setiap jenjang pendidikan. Selama ini masih banyak yang menganggap bahwa siswa sebagi obyek pendidikan, Guru menganggap dirinya seorang paling super dan gudang ilmu yang perlu menuangkan ilmunya bergitu saja. Sedangkan siswa juga masih banyak yang mengingingkan disuapi instan oleh sang guru sehingga ia datang ke sekolah kosong dengan apa yang harus ia pelajari, karena menganggap guru adalah satu satunya sumber belajar. Interaksi pembelajaran terjadi searah, jawaban siswa seragam terbelenggu, merasa takut bila jawaban tidak sama, ide atau gagasan baru tidak berkembang, takut untuk bertanya kawatir pertanyaan tidak mengena, belum lagi siswa merasa sulit untuk menyusun rangkaian kata-kata dalam menjawab dan bertanya dengan kalimat yang bagus, seringkali siswa tidak menghagai pendapat, ide temanya. Sehingga suasana kelas benar-benar tenang tertib, sunyi, pasif, dan inovasi, kreatifitas jadi buntu. Sutikno (2006:51) mengatakan bahwa Realita proses pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah selama ini sama sekali tidak memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Peserta didik masih saja menjadi obyek. Mereka diposisikan sebagai orang yang tertindas, orang yang tidak tahu apa-apa, orang yang harus dikasihani, oleh karena itu harus dijejali dan disuapi. lebih lanjut Sutikno menyampaikan bahwa: Model pendidikan dan pembelajaran yang didominasi dengan kegiatan ceramah, yang menempatkan guru sebagai figur sentral dalam proses pembelajaran di kelas karena banyak berbicara, sementara siswa hanya duduk manis menjadi pendengar yang pasif dan mencatat apa yang diperintahkan guru harus segera ditinggalkan. Paling tidak dikurangi. Sebaliknya, model pembelajaran yang memberi peluang yang lebih luas kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam mengkontruksi pengetahuan dan pemahamanya dalam proses “pemanusianya” mutlak ditumbuh kembangkan. (M. Sobry Sutikno, 2006:51). Berdasarkan masalah yang diuraikan pada latar belakang, masalah dapat penulis rumuskan sebagai berikut. Bagaimana model pembelajaran Gotong Royong Berfikir Berpasangan (GRB2) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil pembelajaran biologi? Hipotesis penelitian tindakan kelas ini dirumuskan Model pembelajaran Gotong Royong Berfikir Berpasangan (GRB2) dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar biologi di SMP Negeri 2 Banyuputih. Manfaat bagi siswa; a) memberikan sajian pembelajaran yang menarik, b) melatih anak untuk hidup bergotong royong dalam mencapai tujuan, c) melatih anak agar mampu berkomunikasi lesan atau tulisan dan menghargai pendapat orang lain, d) meningkatkan hasil/prestasi belajar. Manfaat bagi guru; a) sebagi alternatif model pembelajaran yang mampu meningkatkan efektifitas pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar, dan b) mengatasi problem pembelajaran yang selama ini dikeluhkan terutama terhadap rendahnya prestasi belajar siswa. Manfaat bagi sekolah; a) memberi masukan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, b) sebagai wahana untuk menyusun rencana pengembangan sekolah terutama dalam pembaharuan proses pembelajaran Manfaat bagi pemerhati pendidikan; a) sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan arah kebijakan dalam hal pembaharuan proses pembelajaran, b) sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan pemenuhan sarana prasarana pendidikan.

METODE PENELITIAN

menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi dan rancangan ulang.

Rancangan Siklus I

a. Refleksi awal

Pada tahap ini penulis mengidentifikasi permasalahan dan menganalisis masalah pembelajaran Biologi yang terjadi di SMP Negeri 2 Banyuputih di kelas 8 semester genap tahun pelajaran 2006/2007.

b. Merumuskan Permasalahan secara Operasional

Pada tahap ini penulis merumuskan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran di kelas terutama yang menyangkut metode pembelajaran yang digunakan di dalam kelas dan reaksi siswa terhadap materi.

c. Merumuskan Hipotesis Tindakan

merumuskan hepotesis tindakan sebagai berikut model pembelajaran Gotong Royong Berfikir Berpasangan (GRB2) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil pembelajaran biologi di SMP Negeri 2 Banyuputih.

d. Menyusun Rancangan Tindakan

Rancangan tindakan sebagai berikut;

1) menentukan kompetensi dasar yang akan diajarkan

2) membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran

3) menyusun LDS (Lembar Diskusi Siswa)

4) menyusun pengelolaan kelas

5) menyusun alat pengumpul data berupa; a) lembar pengamatan, b) catatan lapangan tentang pelaksanaan proses pembelajaran dan c) instrumen penilaianan

6) menyusun rencana pengolahan data

e. Pelaksanaan Tindakan

1) pendahuluan

2) Kegiatan Inti

3) Kegiatan Penutup

f. Pengamatan

Analisia dokumentsi dilakukan dengan menilai hasil diskusi masing-masing kelompok dan evaluasi (tes) hasil belajar secara individul dan kelompok. Hasil individual dikonfirmasikan dengan hasil kelompok untuk mengetahui berapa besar sumbangan individu terhadap kelompok.

g. Refleksi

Analisis data dan refleksi dilakukan penulis dengan teman sejawat. Hasil refleksi dicatat dan menghasilkan rekomendasi untuk rancangan tindakan pada siklus kedua sebagai rancangan tindakan lanjutan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengamatan dan catatan lapangan digunakan untuk menilai proses pembelajaran.

a. Teknik koesioner digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran.

b. Studi dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Analisis Data

Analisis data dilakukan secara diskriptik kualitatif berdasarkan hasil observasi terhadap efektifitas pembelajaran dan hasil belajar, dengan langkah sebagai berikut.

a. Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah dikumpulkan.

b. Melakukan intepretasi, yaitu menafsirkan yang diwujudkan dalam bentuk pernyataan.

c. Melakukan inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam pebelajaran ini terjadi peningkatan kualitas belajar atau tidak.

d. Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk siklus berikutnya.

e. Pengambilan kesimpulan, berdasarkan analisis hasil-hasil obsevasi, yang dituangkan dalam bentuk pernyataan.

Indikotor pembelajaran aktif, adalah mudah memahami, termotivasi, aktif melaksanakan, kerjasama, senang, mau berpendapat dan betanya dengan rentangan : Rendah 0 % – 40 %, Sedang 41 % -70 %, dan tinggi 71 % – 100 %. Sedangkan rentangan prestasi sebagai berikut dikatakan rendah bila nilai yang dicapai di bawah KKM (65) 0 – 64, sedang 65 – 75, tinggi 76 – 100.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan angket diperoleh bahwa aktifitas belajar siswa tinggi, namun masih ada yang tidak mencatat hasil diskusi kelompok (25 %) dan ada yang merasa minder (39 %), Hasil Prestasi Belajar Biologi Siklus Satu Prestasi yang dicapai rata-rata kelas baik (83), masih ada 2 (dua) siswa yang belum tuntas dengan KKM 65, jumlah nilai sumbangan anak berprestasi tersebut rata-rata 150, sedangakan jumlah nilai yang diterima siswa dibawah rata-rata kelas sebesar 149. Hasil Prestasi Belajar Biologi Siklus Dua Prestasi yang dicapai rata-rata kelas baik meningkat (85), semua siswa tuntas dengan KKM 65, jumlah nilai sumbangan anak berprestasi tersebut rata-rata menurun 150 ke 97, sedangkan jumlah nilai yang diterima siswa dibawah rata-rata kelas juga menurun 149 ke 89 berarti kesenjangan prestasi siswa kelompok cepat dan kelompok lambat tidak terlalu jauh, sehingga prinsip gotong rayong sangat baik dalam mencapai tujuan pembelajaran dari pada prinsip persaingan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Model PGRB2 dapat meningkatkan kualitas hasil belajar dan mengurangi kesenjangan hasil belajar kelompok siswa yang lambat belajar dengan siswa yang cepat belajar dan tidak memperlambat kecepatan belajar pada siswa kelompok cepat.

Saran

Model PGRB2 dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran dalam rangka untuk meningkatkan kualias pembelajaran baik dari segi keaktifan, sosial, vokasional dan prestasi. Untuk itu disarankan dicobakan pada berbagai pembelajaran dan dikembangkan, namun perlu diperhatikan pengawasan dan pembimbingan agar anak yang lambat belajar tidak minder, yang cepat belajar dengan senang hati membagi pengalaman.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka sudah cukup dalam arti dapat di jadikan sebagai bagan rujukan dalam penelitian ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar